Berbagi Informasi itu Menyenangkan

Efek Buruk Masturbasi

Masturbasi bukan hanya aktivitas sebagian para lajang. Sejumlah pria atau wanita menikah ternyata juga melakukan aktivitas itu. Sehatkah?

Aktivitas 'melayani' diri sendiri memang memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan seperti membantu meningkatkan kualitas tidur, meredam stres, memperbaiki fungsi kekebalan tubuh, dan meningkatkan produksi endorfin.

Namun, di balik manfaatnya, masturbasi juga menyimpan efek negatif. Seperti dikutip dari laman Askmen, masturbasi yang tak dilakukan secara moderat bisa menyebabkan jerawat, kemandulan, kebutaan, hingga gangguan mental.

Ada baiknya mengetahui beberapa hal lain mengenai efek negatif masturbasi.

Ejakulasi Dini
Terlalu sering masturbasi menyebabkan ejakulasi dini. Ejakulasi berikutnya juga akan memakan waktu lama. Bagi pria yang masturbasi beberapa kali sebelum berhubungan intim, akan sulit mencapai klimaks.

Masalah lain yang timbul adalah berkurangnya sensitivitas terhadap sentuhan orang lain, dan lebih akrab dengan sentuhan diri. Terlalu sering melakukannya juga dapat memicu kulit lecet, pembengkakan organ intim karena tidak menggunakan pelumas.

Rasa bersalah
Masturbasi berdampak negatif secara psikologis. Banyak orang merasa malu dan bersalah setelah melakukannya karena terbentur nilai-nilai budaya, agama atau moral.

Tarik menarik antara kesenangan dan menahan diri berdampak pada harga diri, rasa percaya diri dan cinta. Perasaan bersalah dapat memicu efek psikosomatis seperti sakit kepala, sakit punggung, dan sakit kronis.

Masturbasi kronis
Masturbasi kronis mempengaruhi otak dan kimia tubuh akibat kelebihan produksi hormon seks dan neurotransmiter. Meski dampaknya pada setiap orang berbeda, terlalu sering masturbasi dapat memicu gangguan kesehatan seperti kelelahan, nyeri panggul, testis sakit, atau rambut rontok.

Masturbasi berkaitan dengan berkurangnya produksi testosteron dan DHT. Berkurangnya produksi testosteron juga terkait dengan kebiasaan dan gaya hidup seperti konsumsi alkohol, merokok dan berolahraga.

Jika gaya hidup cenderung normal, namun memiliki kebiasaan masturbasi sebaiknya kurangi aktivitas seksual itu untuk mengurangi keluhan. Jika keluhan tak kunjung reda, hubungi dokter untuk pemeriksaan medis.

Masturbasi kompulsif
Masturbasi ini mempengaruhi kehidupan karena sudah menjadi kebiasaan. Sebagian pria yang masturbasi enam kali sehari bisa saja merasa produktif, sementara lainnya merasa sebaliknya.

Masturbasi kompulsif dapat berdampak negatif pada pekerjaan, hubungan dengan pasangan, harga diri, keuangan, dan sosial, jika tidak dapat menyeimbangkan antara kebutuhan pribadi dan hasrat.

Jadi, masih berpikir untuk meneruskan Masturbasi?

source n comment: forum vivanews

logoblog

17 comments:

  1. waduh......
    bahaya nhie......
    kyak.a harus dikurangi kebiasaan buruk yang nikmat itu....
    ckckck.....

    hehehe....

    ReplyDelete
  2. untuk aktifitas untuk mengurangi pikiran yang ngeres, jangan menyendiri. mendingan ngeblog . . he he eh . Enak lagi nikah ha ha ha ah

    ReplyDelete
  3. eric : klw bisa dihilangkan sob, perbanyak kegiatan n hoby bloggingnya...

    urang kapuas: betul pak guru, saya dukung, klw belum mampu nikah ya puasa... :-)

    ReplyDelete
  4. bila aku ga salah ambil kesimpulan, mastubarsi dgn tangan sendiri itu dosa, namun kalo "si adik" dimainkan oleh tangan istri itu boleh :)

    intinya seks swadaya itu ga boleh (dosa), seks dgn "bantuan" tangan istri boleh :D

    ReplyDelete
  5. acid: masa sih, tapi pernah kan?? :-D

    r10: betul sob... 100 bwt nt... :-)

    ReplyDelete
  6. Wahhhh ...............

    Mania nih! :D

    ReplyDelete
  7. nice posting ., numpang copy paste gan

    ReplyDelete
  8. waduhh.. kalo sering Ml sma psangn blm nikah gmn zaw? pasti cpt punya ank. :D

    ReplyDelete
  9. Bahou n dho= thanx bro,. silahkan copas

    okta= sip, saya setuja sama nt..

    tips mudah= har0m gan..

    ReplyDelete
  10. klo cwek yang Masturbasi gmana..ada dampak nya gk..?

    ReplyDelete
  11. Waduh!!!!! Bhaya jg ternyata masturbasi itu

    ReplyDelete